Rabu, 09 April 2014
Gangguan Kesehatan Jiwa Remaja yang Mengacu pada Penyalahgunaan NARKOBA
Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan atau bagian integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh. Kesehatan jiwa menurut UU No.23 tahun 1966 tentang kesehatan jiwa didefinisikan sebagai suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan secara selaras dengan keadaan orang lain. Senada dengan itu pakar lain mengemukakan bahwa kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi mental yang sejahtera ( mental wellbeing ) yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif, sebagai bagian yang utuh dan kualitas hidup seseorang dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia. Dengan kata lain, kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang, mempunyai perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
WHO ( dalam Sarwono, 2002 ) mendefinisikan remaja lebih bersifat konseptual, ada tiga kriteria yaitu biologis, psikologik, dan sosial ekonomi, dengan batasan usia antara 10-20 tahun, yang secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut :
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih man diri.
Monks ( 1999 ) sendiri memberi batasan usia masa remaja adalah masa diantara 12-21 tahun dengan perincian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, 18-21 tahun masa remaja akhir. Remaja didefinisikan sebagai periode transisi perkembangan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang mencakup aspek biologik, kognitif, dan perubahan sosial yang berlangsung antara 10-19 tahun ( Santrock 1993 ). Yang dimaksud remaja awal ( early Adolescence ) adalah masa masa yang ditandai dengan berbagai perubahan tubuh yang cepat dan sering mengakibatkan kesulitan dalam menyesuaikan diri, pada saat ini remaja mulai mencari identitas diri. Remaja pertengahan ( middle adolescence ) ditandai dengan bentuk tubuh yang sudah menyerupai orang dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali diharapkan dapat berperilaku seperti orang dewasa, meskipun belum siap secara psikis. Pada masa ini sering terjadi konflik, karena remaja sudah mulai ingin bebas mengikuti teman sebaya. Yang erat kaitannya dengan pencarian identitas, di lain pihak mereka masih tergantung dengan orang tua. Remaja akhir ( late adolescence ) ditandai dengan pertumbuhan biologis sudah melambat, tetapi masih berlangsung di tempat-tempat lain. Emosi, minat, konsentrasi dan cara berpikir melai stabil serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah sudah meningkat.
Adanya penyimpangan/ deviasi tugas perkembangan remaja terjadi jika seseorang mengalami konflik pada masa perkembangannya, sehingga menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan tahap usianya ( Resolusi Negatif ) atau mengalami hambatan dalam mencapai tugas perkembangan remaja. Dengan adanya hambatan dalam tahapan perkembangan remaja , jika tidak terselesaikan dengan baik dapat menimbulkan masalah kesehatan jiwa. Masalah tersebut dapat berasal dari diri remaja itu sendiri, hubungan dengan orang tua dengan remaja atau akibat interaksi sosial di luar lingkungan keluarga, sehingga akibat lanjutnya terjadi masalah kesehatan jiwa dengan manifestasi yang bermacam-macam, seperti kesulitan belajar, bingung peran, kenakalan remaja dan perilaku seksual yang menyimpang.
Pada masa transisi ini, kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu ( Ekowarni 1993 ). Melihat kondisi tersebut apabila didukung oleh lingkungan yang kurang kondusif dan sifat kepribadian yang kurang baik akan menjadi pemicu timbulnya berbagai penyimpangan perilaku dan perbuatan-perbuatan negatif yang melanggar aturan dan norma yang ada di masyarakat.
Masalah kesehatan jiwa remaja yang akan dibahas adalah PENYALAHGUNAAN NAPZA/NARKOBA
Napza adalah singkatan dari narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Napza berupa zat yang bila masuk ke dalam tubuh dan akan mempengaruhi tubuh, terutama susunan saraf pusat yang dapat menyebabkan gangguan pada fisik, psikis dan fungsi sosial.
Remaja yang bereksperimen dengan obat-obatan berisiko membahayakan kesehatan dan keselamatan mereka. Anda dapat membantu mencegah penyalahgunaan narkoba pada remaja dengan berbicara dengan anak remaja Anda tentang konsekuensi dari menggunakan narkoba dan pentingnya membuat pilihan yang sehat.
Mengapa para Remaja menyalahgunakan Narkoba
Berbagai faktor dapat berkontribusi untuk penyalahgunaan narkoba pada remaja, karena rasa tidak aman pada keinginan untuk penerimaan sosial. Remaja sering merasa dihancurkan dan mungkin tidak mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan mereka, yang menyebabkan mereka untuk mengambil risiko berbahaya - seperti menyalahgunakan obat legal atau ilegal.
Faktor risiko umum untuk penyalahgunaan narkoba pada remaja meliputi:
-Sebuah riwayat keluarga penyalahgunaan zat
-Sebuah kondisi kesehatan mental atau perilaku, seperti gangguan depresi, kecemasan atau attention-deficit/hyperactivity (ADHD)
-Perilaku agresif atau impulsif Awal
-Sebuah sejarah peristiwa traumatis, seperti mengalami kecelakaan mobil atau menjadi korban pelecehan
-Harga diri yang rendah atau miskin keterampilan coping sosial
-Perasaan penolakan sosial
-Kurangnya pengasuhan oleh orangtua atau pengasuh
-Kegagalan akademis
-Hubungan dengan teman sebaya yang menyalahgunakan obat
-Ketersediaan obat atau keyakinan bahwa penyalahgunaan narkoba adalah OK
-Perlu diingat bahwa faktor risiko remaja Anda mungkin akan berubah dari waktu ke waktu. Pertimbangkan meninjau mereka setahun sekali, seperti di sekitar ulang tahun remaja Anda.
Konsekuensi dari penyalahgunaan narkoba remaja
Konsekuensi negatif dari penyalahgunaan narkoba pada remaja mungkin mencakup:
-Gangguan mengemudi. Mengemudi di bawah pengaruh obat apapun dapat mengganggu keterampilan pengemudi bermotor, waktu reaksi dan penilaian - menempatkan pengemudi, penumpang nya, dan lain-lain di jalan beresiko.
-Aktivitas sek*ual. Remaja yang penyalahgunaan narkoba lebih mungkin untuk memiliki penilaian yang buruk, yang dapat menyebabkan sek* yang tidak direncanakan dan tidak aman.
-Ketergantungan obat. Remaja yang penyalahgunaan narkoba akan meningkatkan risiko obat yang serius gunakan di kemudian hari.
-Gangguan konsentrasi. Penggunaan obat-obatan, seperti mariyuana, mungkin mempengaruhi memori remaja, motivasi dan kemampuan untuk belajar.
-Masalah kesehatan yang serius. Ekstasi dapat menyebabkan kerusakan hati dan gagal jantung. Dosis tinggi atau penggunaan kronis metamfetamin dapat menyebabkan perilaku psikotik. Kronis penggunaan inhalansia dapat membahayakan jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Penyalahgunaan obat resep atau over-the-counter dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan kejang.
Setelah membaca uraian diatas menurut anda penyalahguna NARKOBA termasuk tersangka atau korban? Sedikitlah bijak pada masalah ini, namun jangan beri ampun kepada yang tak layak untuk diampuni :)
By. Lady Friella
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
long time ago hahaaa
BalasHapus